BAB II
PEMBAHASAN
A.Sistem Keamanan Gedung
Sistem keamanan pada gedung
merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan
kenyamanan pemakai gedung. Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah satunya
dengan mengunakan Visitor Management System (VMS), Access Control dan CCTV
dengan sitem keamanan yang terintegrasi tersebut sangat membantu meminimalisir
sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang
lain yang masuk tanpa seizin pemilik. Di paper ini, kita akan mempelajari
teknologi Akses Gedung yang tersedia bagi pemilik bangunan dan property dalam
kelangsungan proses bisnis, kemudian kita akan melihat lebih dekat bagaimana
sistem dapat membantu anda meningkatkan keamanan, Data secara otomatis akan tercatat
dalam database dan tidak bisa dihapus oleh sembarang orang. Dengan alat yang
sudah di rancang dan diimplementasiakan ini tentunya sangat membantu dalam hal
meningkatkan keamanan pada gedung dengan konsep real time. Apa-apa saja sistem
yang bisa diintergrasikan, berikut sitem yang dapat dijadikan dalam satu
sistem.
1.
Visitor Management System
Visitor
Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan
management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise
building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya
adalah untuk mengurangi resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur
kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat negatif lainya.
Visitor
Management System merupakan sebuah cara terbaik untuk saat ini untuk mencegah
sesuatu yang tidak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu system
keamanan dan pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi tidak
untuk menggantikan yang sudah ada.
Bentuk Visitor
Management System ini, sangat fleksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan
kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal mandiri, sampai
dengan system yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan teknologi saat
ini, baik berupa internet atau intranet, face recognition, biometrics, dan lain
sebagainya.
2.
Access Control
Sebuah sistem keamanan Access Control
memungkinkan pemilik bangunan dan property untuk melakukan lebih dari sekedar
mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga dapat membuat
catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk
ke dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi
tersebut membantu pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke
ruangan pada waktu-waktu tertentu. Ada beberapa metode verifikasi pada sistem Access
Control yang cocok digunakan, dan itu merupakan pilihan bagi anda yang
menginginkan sistem keamanan seperti apa yang anda perlukan sesuai dengan
kebutuhan serta budget yang anda miliki tentunya.
3.
CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan
kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam
beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara
terbuka ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan untuk pengawasan pada area
yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umum, dan rumah yang
ditinggal pemiliknya.
Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed
(dedicated) antara kamera dan monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari
sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa digerakkan (diputar, ditekuk, dan
di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat ruang kontrol, dan dapat
dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun Internet.
Sistem CCTV pertama dipasang oleh Siemens AG
pada Test Stand VII di Peenemünde ,
Jerman pada tahun 1942, untuk mengamati peluncuran V-2
roket. mencatat insinyur Jerman Walter Bruch bertanggung jawab untuk desain dan instalasi sistem.
Sistem perekaman CCTV masih sering digunakan di tempat
peluncuran modern untuk merekam penerbangan roket, untuk menemukan kemungkinan
penyebab kerusakan, sementara roket yang lebih besar sering dilengkapi dengan
CCTV yang memungkinkan gambar-gambar menjadi tahap pemisahan ditransmisikan
kembali ke bumi dengan link radio.
Pada bulan September 1968, Olean, New York adalah kota pertama di Amerika Serikat untuk
menginstal kamera video sepanjang jalan bisnis utama dalam upaya untuk
memerangi kejahatan.Penggunaan kamera televisi sirkuit tertutup perpipaan
gambar ke Kepolisian Olean mendorong Departemen Olean ke teknologi terdepan
melawan kejahatan.
Penggunaan CCTV di kemudian hari menjadi sangat umum
di bank dan toko untuk mencegah pencurian, dengan merekam bukti kegiatan
kriminal. Penggunaannya lebih lanjut dipopulerkan konsep.
- Camera CCTV Analog yaitu kamera yang mengirimkan continuous streaming video melalui Kabel Coaxial.
- Camera CCTV Digital yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui Kabel UTP. Camera CCTV Digital umumnya dilengkapi dengan IP Address sehingga sering pula dikenal sebagai IP (Network) Camera. Dengan adanya IP, kamera bisa dapat langsung diakses melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus menggunakan tambahan converter.
Berdasarkan lokasi penempatan, Kamera CCTV dapat
dibedakan menjadi indoor dan outdoor camera.
- Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung, umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera, Standard Box Camera.
- Outdoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Kamera). Disamping outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing.
Waktu Penggunaan merupakan faktor yang penting diperhatikan saat memilih Kamera CCTV. Kemampuan Kamera CCTV untuk dapat menangkap gambar pada pencahayaan minimum dinyatakan sebagai minimum lux, yaitu minimum satuan cahaya (lux) yang diperlukan Kamera CCTV agar dapat menangkap obyek. Secara umum terdapat 2 jenis kamera cctv berdasarkan waktu penggunaan (minimum lux):
- Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baik secara konsisten (di atas 0.5 lux).
- Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).
Mekanisme control pada kamera cctv memungkinkan
pengguna menggerakkan sudut pandang kamera secara vertical, horizontal, maupun
mengatur jarak pandang (focus). Berdasarkan mekanisme kontrol ini kamera dapat
dibagi menjadi:
- Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi dengan motor untuk menggerakan sudut pandang ataupun focus secara remote. Motorized kamera meliputi beberapa jenis kamera seperti: zoom camera dan speed dome camera.
- Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan fokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.
Faktor lain yang juga sangat penting dalam menentukan
kamera cctv adalah resolusi kamera. Resolusi ini dinyatakan dalam jumlah TV
Lines (TVL), semakin besar jumlah TVL maka akan semakin tinggi resolusi
kamera yang bersangkutan. Kamera yang memiliki resolusi yang semakin tinggi
akan menghasilkan gambar yang semakin tajam. Namun kamera beresolusi tinggi
juga membutuhkan monitor dengan resolusi tinggi untuk dapat menampilkan gambar
yang ditangkap oleh kamera secara utuh. Berdasarkan resolusinya kamera dapat
dibedakan menjadi 3 jenis:
- High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL.
- Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480 TVL.
- Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah 380 TVL.
Semua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi jenis
kamera cctv secara fungsional, di samping faktor di atas terdapat pula
faktor lain yang juga sangat mempengaruhi kualitas Kamera CCTV seperti Jenis
Images Sensor dan Jenis Arsitektur Chipset. Jenis Image Sensor yang
banyak digunakan saat ini adalah CCD dan CMOS, sedangkan jenis
arsitektur chipset yang banyak digunakan pada Kamera CCTV adalah chipset
Sony, Sharp, dan Panasonic.
KEGUNAAN
CCTV sering
digunakan untuk pengawasan (surveilans). Bisnis, kantor, sekolah, dan bahkan
tempat tinggal dapat menggunakan CCTV. Tempat yang paling sering memanfaatkan
CCTV adalah bank, bandara, kasino, instalasi militer, sekolah, toko-toko, dan
rumah sakit. Lebih terbuka tempatnya, semakin sering menggunakan CCTV. Beberapa
uraian manfaat CCTV berikut bisa dijadikan pertimbangan saat Anda akan
memilih CCTV.
Beberapa kegunaan CCTV adalah:
- Upaya Preventif : Pelaku kejahatan biasanya menjadi ragu kalau melihat sasarannya mempunyai CCTV. Banyak bangunan besar yang memiliki beberapa ceruk pada eksterior menggunakan sistem CCTV ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ada beberapa wilayah di sekitar gedung tempat seseorang bisa bersembunyi dan menyerang orang yang tidak curiga. Jika rumah memiliki gerbang, CCTV bisa dimanfaatkan sehingga orang di dalam bangunan dapat melihat siapa yang berusaha untuk masuk dan mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan.
- Alat Pantau : Untuk memonitor keadaan dan aktivitas di dalam rumah atau tempat usaha Anda dari mana saja.
- Meningkatkan Kinerja : CCTV dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan signifikan. Karyawan akan sungkan untuk berleha-leha ketika jam kerja. Mungkin juga karyawan Anda malah akan terpicu untuk semakin meningkatkan kinerjanya karena ingin menunjukkan pada Anda bahwa dia bisa.
- Membantu Penyelidikan : CCTV dapat menunjang penyelidikan tindak kejahatan yang telah terjadi. Membantu pihak berwajib mengidentifikasi pelaku kejahatan atau penyebab kecelakaan.
- Barang Bukti : Hasil rekaman video dan foto dari CCTV dapat dijadikan barang bukti. Ketika Anda melaporkan tentang pencurian atau kecelakaan, hasil rekaman dan foto dari CCTV dapat menunjukkan siapa pelakunya.
ELEMEN-ELEMEN PERANCANGAN SISTEM CCTV
Untuk membuat
sebuah sistem CCTV sederhana terlebih dahulu anda harus mengetahui peralatan
alat atau material yang digunakan dalam instalasi tersebut. Berikut ini
peralatan atau material yang diperlukan :
- BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
- Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.
- Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
- Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada system CCTV berbasis internet.
- Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung melalui jaringan internet dimana saja dan kappa saja.
- Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.
- Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
- Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom).Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajarispesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2″, 1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.
- DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnya kapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.
Keunggulan DVR :
·
Kualitas gambar hasil rekaman (resolusi) T640x840 high.
·
Waktu penyimpanan yang lama (tergantung kapasitas hardisk).
·
Dapat di back up ke CD/DVD.
·
Dapat dikoneksikan ke jaringan internet.
·
Jadwal perekaman yang bias diatur / otomatis
·
Mempunyai kontroler untuk kamera yang bisa digerakkan.
·
Sedikit perawatan.
- Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda(satu tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).
- Controller yaitu digunakan untuk mengontrol atau menggerakkan kamera CCTV berjenis PTZ (Pan, Tilt, Zoom) dari jarak jauh. Sehingga dapat menghemat waktu dan efektifitas perekaman.
Setelah anda mengetahui peralatan atau
material yang telah disebutkan, di bawah ini mari kita lihat langkah-langkah
dalam merancang sebuah sistem CCTV untuk keamanan.
- LANGKAH-LANGKAH MERANCANG SISTEM CCTV
- Pertama kita harus mempersiapkan kebutuhan kabel untuk system transmisi, kita harus tahu dimana kita akan menginstall CCTV, jika kita menginstall di luar ruangan, maka kabel yang harus kita sediakan adalah kabel yang kualitas terbaik, hingga tahan terhadap segala macam cuaca.
- Kedua, kita harus menentukan system dimana dan berapa titik kamera yang akan kita pasang, karena kita akan menginstall untuk system keamanan, berarti kita harus pandai-pandai menyembunyikan kamera CCTV dan menentukan tempat yang strategis agar gambar yang dihasilkan bisa mencakup keseluruhan tempat atau ruangan yang ingin di awasi. Dan yang paling penting, posisi kamera CCTV harus dalam kondisi aman dan tidak mudah dijangkau oleh orang lain, demi menghindari adanya pengrusakan oleh penjahat atau pencuri.
- Kemudian yang ke tiga, kita tentukan kamera CCTV jenis apa yang ingin kita pakai. Untuk system keamanan, direkomendasikan menggunakan kamera CCTV jenis PTZ, karena dengan kecanggihan dan kelebihan fitur yang dimiliki oleh kamera PTZ, memungkinkan kita untuk dapat merekam atau memantau suatu tempat dengan hasil gambar yang terbaik. Contoh :
- CCTV Tercanggih, terlengkap, dan paling banyak diminati untuk proyek jalan tol, Pembangkit Listrik, dan Tower. Bisa Zoom, Bisa digerakkan kanan, kiri, atas, bawah, serta tahan hujan dan cuaca dan yang terpenting bisa melihat dalam keadaan gelap. juga bisa dicontrol dari jarak jauh / Internet.
- Ke empat, tentukan kapasitas hardisk pada DVR yang akan kita gunakan, lebih besar kapasitas hardisknya lebih baik, karena dapat menyimpan gambar lebih banyak. Sambil menentukan kapasitas hardisk sekalian dilengkapi kebutuhan lainnya, yaitu monitor, DVR ataupun multiplexer dan alat-alat pendukung lainnya.
- Jika semua kebutuhan peralatan dan bahan sudah terpenuhi, barulah kita membuat system keamanan CCTV dengan sebaik dan secermat mungkin. Untuk mempermudah marilah kita lihat gambar berikut :
Pemasangan CCTV pada DVR
|
Dari melihat gambar diatas, telah kita ketahui bersama bahwa instalasi CCTV
terdiri dari berbagai macam, mulai dari sistem yang paling sederha hingga
sistem yang interkoneksi dengan perangkat lain. Berdasarkan gambar diatas pula,
diharapkan kita memperoleh gambaran bagaimana system CCTV keamanan kita dapat
di install dengan sebaik mungkin. Yang paling penting adalah bagaimana kita
harus menempatkan kamera di titik strategis dan dapat memantau segala sudut
ruangan. Tapi, jika kita sudah menggunakan kamera CCTV jenis PTZ masalah itu
sudah dapat diatasi dengan segala fitur kecangggihan yang diberikan oleh kamera
CCTV jenis PTZ.
4.
Alarm Sytem
Alarm
secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi
peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat
juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan
atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data
ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini
digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai
adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa
sinyal, bunyi, ataupun sinar.
untuk memberikan peringatan dini pada penghuni
bangunan berkaitan dengan hal-hal yang terjadi pada bangunan seperti kebakaran,
getaran gempa (vulkanik atau tektonik), bahaya tsunami, , keamanan dan kekuatan
elemen struktur.
Sistem alarm ini dapat pula diintegrasikan atau
dipisahkan dengan sistem alarm yang menyangkut keamanan dan kenyamanan
penghuninya, seperti ancaman pencurian dan perampokan, teror dan aksi kejahatan
lainnya, radiasi bahan berbahaya (nuklir), dan emisi gas buang.
Penggunaan
sistem alarm pada bangunan ini tentunya tidak terbatas hanya pada bangunan
gedung/rumah, tapi juga bangunan yang menyangkut infrastruktur transportasi
seperti jembatan, dan bangunaan infrastruktur keairan seperti dam, bendungan,
tandon dan sebagainya.
Secara umum, sistem alarm terdiri atas 3 unsur yaitu unsur
detektor, unsur sinyal tanda bahaya, dan unsur pengendali. Unsur detektor
adalah piranti yang dapat mendeteksi beberapa isyarat dan tanda yang berkaitan
dengan fenomena yang dideteksi. Misalkan detektor untuk bahaya kebakaran akan
mendeteksi munculnya asap atau panas yang berlebihan dalam ruangan, atau
detektor getaran gempa akan mendeteksi simpangan bangunan yang berlebihan
akibat getaran gempa.
Informasi dan peringatan dini yang telah disampaikan
sistem alarm ini diharapkan dapat memberikan reaksi bagi alat pengendali untuk
bekerja secara otomatis atau memberitahu penghuni bangunan untuk mengaktifkan
alat pengendali atau menyelamatkan diri atau meningkatkan kewaspadaan.
Sistem alarm pada bangunan gedung, terutama
bangunan-bangunan publik seperti perkantoran, mall/supermarket, hotel,
apartemen, gedung sekolah/kuliah dan sebagainya, umumnya memasang sistem alarm
untuk kebakaran, sistem alarm keamanan. Sedangkan sistem alaram untuk getaran
gempa umumnya dipasang pada bangunan gedung bertingkat tinggi, dan sistem alarm
bahaya banjir biasanya dipasang pada bangunan-bangunan yang rawan terjadinya
genangan banjir.
Pada sistem alarm bahaya kebakaran, apabila detektor
asap dan panas yang berlebih ini memberikan sinyal yang akan diterima oleh
panel induk pada ruang pengendali, dan seketika panel pengendali akan
memberikan peringatan berupa lampu nyala tertentu disertai dengan bunyi sirine
atau alarm, dan secara otomatis akan menyalakan sprinkle yang akan
menyemprotkan air di ruangan yang timpul asap atau panas yang berlebihan.
Tentunya dengan peringatan dini ini penghuni dan petugas pengaman bangunan
gedung akan segera melakukan upaya pemadaman kebakaran dengan peralatan pemadam
kebaran yang sudah terintegrasi dengan bangunan gedung pada lokasi timbulnya
api.
Bahkan ada pula sistem alarm kebakaran yang sudah
terhubung dengan sistem alarm pada dinas pemadam kebakaran pada suatu kota.
Sehingga, apabila terjadi kebakaran pada bangunan gedung tersebut maka tim
pemadam kebakaran langsung meluncur ke lokasi.
Sedangkan detektor yang digunakan pada sistem alarm
terhadap terjadinya bahaya gempa adalah detektor perpindahan atau simpangan
yang ditempatkan pada beberapa titik sepanjang tinggi gedung. Apabila terjadi
getaran gempa, maka bangunan akan ikut bergetar. Getaran (simpangan) bangunan
gedung ini akan bergantung pada besar kecilnya getaran gempa. Getaran/simpangan
bangunan ini pada setiap bangunan gedung sudah dibatasi sesuai dengan
persyaratan bangunan dan ketinggian bangunan. Bila getaran/simpangan telah
mencapai batas untuk evakuasi, maka alarm akan berbunyi dan proses evakuasi
harus segera dilakukan.
Pada sistem alarm untuk pengamanan dari bahaya
kejahatan, detektor sistem keamanan (security
system) yang digunakan berupa detektor model sensor yaitu sensor
ultrasonik, sensor gelombang mikro, sensor infra merah dan sensor suara suara.
Masing-masing jenis sensor mempunyai keunggulan. Prinsipnya apabila ada benda
bergerak, maka akan terjadi perubahan panjang gelombang yang dipancarkan.
Sensor ultrasonik dan gelombang mikro termasuk dalam kategori sensor aktif,
dibandingkan sensor infra merah yang hanya menangkap gelombang infra merah yang
dihasilkan oleh tubuh manusia atau benda-benda panas yang mempunyai radiasi
infra merah dan dapat dipasang sampai jarak 30 m.
B.Sistem Telekomunikasi
1.Sistem
hubungan telepon
Sistem
network atau hubungan telepon dalam suatu gedung / bangunan, yaitu :
- Hubungan
eksternal
Berhubungan
dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkunan sistem PABX
sebagai sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau
panggilan keluar, seperti hubungan lokal, SLJJ, dan SLI.
- Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon antar sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/ nomor extension yang lain.
1. Junction Box
Kotak pembagi jaringan telepon yang berfungsi sebagai terminal telepon dari Telkom ke jaringan dalam gedung milik pribadi.
2. Panel
incoming-outgoing
Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel MDF.
3. MDF
Main
Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal utama/ induk
jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju PABX atau
pendistribusian jaringan extension ke ruangan-ruangan.
4. PABX
Private
Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk memperbanyak atau
menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, sebagai sentral telepon dalam
gedung yang mengatur lalu lintas komunikasi suara.
5. UPS
Unit Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik PLN mengalami pemadaman dan agar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC.
6. Batere
Sumber listrik cadangan yang menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC.
7. Arrester
Alat untuk melindungi peralatan telepon dari kerusakan akibat kejutan tegangan berlebih, terkena petir, short circuit.
8. Operator Console
Alat operator telepon yang merupakan pintu gerbang dalam melakukan komunikasi suara dapat mengatur lalu-lintas komunikasi suara, menghubungkan ke nomor yang akan dituju baik telepon masuk (Incoming) maupun telepon keluar (Outgoing) dan dalam lingkungan telepon intern.
Tipe
operator console :
- Telephone Based
Menggunakan
pesawat telepon digital sebagai operator console, dengan konsep yang praktis,
common dan user friendly sehingga dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan
lebih cocok digunakan oleh perusahaan skala kecil dan menengah.
- Computer Based
Operator
console tipe ini menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi multimedia
system dan peralatan khusus. Konsep ini memiliki features yang lebih canggih
dan diperuntukkan bagi perusahaan skala menengah dan besar.
9. Jaringan/
instalasi
Merupakan rangkaian penghubung peralatan-peralatan telepon yang membawa sinyal komunikasi seperti terminal-terminal, PABX, operator console, pesawat telepon, dll. Berupa pair-kabel atau sepasang kabel (1 pair berisi 2 kawat tembaga penghubung).
10. Roset
Adalah alat untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan kabel pesawat telepon. Berupa terminal penghubung Out Bow (OB) yang tidak ditanam di dinding dan terminal penghubung In Bow (IB) yang ditanam didinding.
11.Pesawattelepon
Adalah alat yang digunakan untuk merubah suara menjadi sinyal komunikasi.
12. Billing
System
Billing system digunakan untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga dapat mengontrol, menganalisa dan merencanakan biaya operasional khususnya pemakaian telepon. Dengan cara ini dapat melakukan efisiensi yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan, misalnya seperti di hotel. Berikut ini adalah keperluan atau pencatatan yang dapat diperoleh dengan adanya billing system, yaitu :
-Tanggal dan waktu panggilan terjadi
- Nomor yang dipanggil
- Nomor saluran cabang yang memanggil
- Lama pembicaraan
- Authorization code
- Code account yang dibebankan
- Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau
internasional
2.sistem tata suara (sound
system)
Tata Suara
adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara
pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan
penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak
terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata
Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar
kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan
tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek
suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan
Speaker-speakernya.
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara
(program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan
pada rak peralatan sentral sistem tata suara.
1. Peralatan Utama Sistem Tata Suara
Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground
musik dan pengumuman darurat / paging. Diantara pealatan utama dari sistem tata
suara, adalah:
· Micropone paging
· Mixer
· Power Amplifier
· Ceiling speaker
· Chyme microphone
· Radio Tunner AM / FM
· Caset dect
· CD Player
· Volume Control
· Monitor unit
2. Terminal Box &
Sistem Perkabelan
Terminal box merupakan kotak
penghubung antara peralatan utama dengan speaker. Kabel instalasi dari ceiling
dan horn speaker di hubungkan melalui kabel instalasi melalui terminal box, dan
dari terminal box ke peralatan utama
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem keamanan pada gedung merupakan standarisasi
yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung.
Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah satunya dengan mengunakan Visitor
Management System (VMS), Access Control dan CCTV dengan sitem keamanan yang
terintegrasi tersebut sangat membantu meminimalisir sebuah masalah sistem
keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa
seizin pemilik.
Visitor
Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan
management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise
building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya
adalah untuk mengurangi resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur
kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat negatif lainya.
CCTV
(Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk
mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor.
Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka
ditransmisikan.
Alarm
secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi
peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat
juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan
atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data
ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja).
B.Saran
saya sadar atas keterbatasan pengetahuan. Untuk itu besar harapan bagi saya atas kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar